Jumat, 12 Februari 2016

PERGI DAN KEMBALI



Tulisan ini dibuat bukan aku ingin mengumbarkan bahwa aku ingin pergi. Tidak sama sekali. Anggap saja tulisan ini tentang cerita mahasiswa semester 4 yang sedang bingung sendiri, sedang mencoba belajar tentang apa arti pelunasan janji. Sungguh aku sedang kalut tingkat mahabrata :D


Akhir-akhir ini aku sering tak mengerti dan bingung sendiri. Aku melakukan banyak hal, tapi aku tak tahu apa alasan aku mengerjakannya. Kemudian aku mengambil suatu keputusan lalu menyesalinya. Atau aku akan memikirkan dan menghayalkan banyak hal yang tidak penting, sedang hal yang penting untuk aku pikirkan dan lakukan malah aku lupakan. Akhir-akhir ini aku sering tidak jelas, sering uring-uringan untuk hal yang absurd. Persis seperti remaja akil baligh yang mulai tidak waras, mulai galau atas sesuatu yang tak seharusnya terlalu dipikirkan , dan tentang masalah remaja yang tak jelas. Sebentar-sebentar bahagia, sebentar-sebentar malah sakit jiwa, atau sebentar-sebentar lagi tertawa. Ayolah, ini terlalu lambat untuk galau selevel tingkat SMA, ya meskipun 18 tahun adalah masa nya tapi tolonglah. Aku mau masuk semester 4 dengan sekelumit masalah yang makin banyak dan aku harus bertengkar dengan diriku sendiri tiap hari ? KONYOL !!
Akhir-akhir ini juga aku terlampau sering bertengkar dengan diriku sendiri. Entahlah, yang jelas demikian. Aku bertengkar tak kenal waktu, tak kenal tempat. Banyak hal yang aku perdebatkan. Semisal, mengapa aku masih bertahan dan mengiyakan segala sesuatu yang terkadang selepas aku mengerjakannya aku malah menggerutu ? Atau mungkin kenapa aku masih bersifat kekanak-kanakan sedang aku masih harus belajar sangat banyak untuk menjadi dewasa ? Atau juga kenapa sampai sekarang aku masih menunda-nunda untuk membayar janji kepada seseorang ? Janji yang sudah aku buat bertahun-tahun yang lalu sedang sampai sekarang sedikitpun belum bisa terbayarakan.  Atau juga mungkin kenapa harus sekanak-kanak ini aku menghadapi masalah ? Bukan menghadapi tapi terkadang malah menghindar atau bersembunyi. Atu kalau pun aku (terpaksa) menghadapinya, aku hadapi dengan menangis atau merajuk tidak jelas. Persis seperti kanak-kanak 5 tahun saat tak dibelikan es krim. Atau juga mungkin kenapa aku lebih sering mengeluh sedang temanku tidak ? Kenapa aku masih belum bertanggung jawab atas sesuatu ? Kenapa mesti menunggu untuk disuruh dahulu baru bisa bertindak ? Mungkin ibu benar, selamanya aku akan tetap bebal, akan tetap binal juga nakal. Dan juga, akhir-akhir ini aku merindukan ibu, aku merindukan ayah, dan aku merindukan Rani. Tapi juga aku merindukan kamu, sebab beberapa hari ini kita sangat jarang bertemu. (Bodoh !!)
Akhir-akhir ini, sebenarnya ada satu hal yang sangat mengganggu ku lebih dari pertengkarang yang kulakukan dengan diriku sendiri meski untuk hal ini aku juga bertengkar dengan diriku sendiri. Hal yang sangat menggangu sebab aku kira ini adalah muara dari pertengkaran-pertengkaran kecil ku dengan diriku sendiri serta ada beberapa hal yang menyebabkan hal ini tersa begitu mengganggu.
“Aku ingin pergi. Aku ingin pergi dari kamu dan tak ingin meyusahkanmu tapi aku akan kembali lagi kepadamu atau mungkin aku ingin kembali pada hatimu yang entah milik siapa. Entahlah, akhir-akhir ini aku merasa sangat bersalah  kepadamu. Setelah aku pikir-pikir lagi, mengingat semua hal yang pernah aku lakukan, aku terlampau banyak menyusahkanmu, aku terlampau banyak merepotkanmu, dan aku terlampau banyak membuatmu merasa serba tak enak, mersa serba salah. Sungguh kali ini aku benar-benar merasa tidak enak kepada mu. Aku ingin pergi namun tidak sebenar-benar pergi. Aku bingung harus mengutarakan nya bagaimana tapi yang jelas aku ingin pergi dan akan kembali lagi sampai apa yang aku cari dapat aku temukan. Pergi bukan berarti aku menyudahi perasaan ini. Membuang semua memori purba beberapa waktu silam tanpa memungutnya kembali. Perasaan dan hatiku akan tetap begitu. Aku ingin pergi sementara, maksud ku aku ingin meninggalkan sejenak kisah ini. Aku ingin pergi, sungguh aku ingin. Ya meskipun aku yakin aku akan kesusahan sekali untuk pergi, tapi niatku sudah bulat untuk pergi sementara. Aku memang pergi tapi tidak sebenar-benar pergi. Aku masih selalu akan mengganggu mu dengan tulisan ku lalu dengan ketidakjelasan perasaan ku kepada mu. Namun yang jelas, aku akan meninggalkan sejenak apa yang sering aku lakukan. Semisal jika kamu ada di suatu tempat aku berusaha untuk tidak kesana sampai batas waktu yang sudah aku tentukan. Sejenak aku memang ingin pergi. Pergi dan kembali lagi kepadamu atau mungkin aku ingin kembali pada hatimu yang entah milik siapa. Aku ingin pergi sebab aku menyayangi kamu. Aku pergi bukan berarti aku membenci kamu. Tidak, jangan pernah berpikiran seperti ini. Aku pergi sebenarnya juga untuk kamu. Semuanya ada kaitan nya dengan kamu. Ada hal yang harus aku lakukan dan ciptakan sebelum aku kembali. Karena alasan itu lah aku ingin pergi dan ingin secepatnya kembali. Jangan berfikiran macam-macam ketika aku nanti bertingkah seperti orang bodoh, bertingkah seperti acuh atau bagaimanapun nanti. Tetaplah menjadi laki-laki baik dan tetaplah menjadi dirimu sendiri. Kita sudah baik-baik saja bukan ? Jadi jangan tinggalkan aku, jangan diamkan aku lagi, dan jangan berubah sedikit pun. Ini permintaan dan wujud keegoisanku saat ini. Aku minta kamu jangan pergi. Mungkin disini jugalah aku memintamu untuk menunggu seperti yang aku sebutkan bebrapa waktu lalu. Entahlah. Tapi, ingatlah, dan harus kau ingat aku pergi tapi bukan sebenar-benar pergi. Aku menyayangimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Left a comment if you want ^^