Tulisan ini dibuat bukan aku ingin mengumbarkan
bahwa aku ingin pergi. Tidak sama sekali. Anggap saja tulisan ini tentang
cerita mahasiswa semester 4 yang sedang bingung sendiri, sedang mencoba belajar
tentang apa arti pelunasan janji. Sungguh aku sedang kalut tingkat mahabrata :D
Akhir-akhir
ini aku sering tak mengerti dan bingung sendiri. Aku melakukan banyak hal, tapi
aku tak tahu apa alasan aku mengerjakannya. Kemudian aku mengambil suatu
keputusan lalu menyesalinya. Atau aku akan memikirkan dan menghayalkan banyak
hal yang tidak penting, sedang hal yang penting untuk aku pikirkan dan lakukan
malah aku lupakan. Akhir-akhir ini aku sering tidak jelas, sering uring-uringan
untuk hal yang absurd. Persis seperti remaja akil baligh yang mulai tidak
waras, mulai galau atas sesuatu yang tak seharusnya terlalu dipikirkan , dan tentang
masalah remaja yang tak jelas. Sebentar-sebentar bahagia, sebentar-sebentar
malah sakit jiwa, atau sebentar-sebentar lagi tertawa. Ayolah, ini terlalu
lambat untuk galau selevel tingkat SMA, ya meskipun 18 tahun adalah masa nya
tapi tolonglah. Aku mau masuk semester 4 dengan sekelumit masalah yang makin
banyak dan aku harus bertengkar dengan diriku sendiri tiap hari ? KONYOL !!
Akhir-akhir
ini juga aku terlampau sering bertengkar dengan diriku sendiri. Entahlah, yang
jelas demikian. Aku bertengkar tak kenal waktu, tak kenal tempat. Banyak hal
yang aku perdebatkan. Semisal, mengapa aku masih bertahan dan mengiyakan segala
sesuatu yang terkadang selepas aku mengerjakannya aku malah menggerutu ? Atau
mungkin kenapa aku masih bersifat kekanak-kanakan sedang aku masih harus
belajar sangat banyak untuk menjadi dewasa ? Atau juga kenapa sampai sekarang
aku masih menunda-nunda untuk membayar janji kepada seseorang ? Janji yang sudah
aku buat bertahun-tahun yang lalu sedang sampai sekarang sedikitpun belum bisa
terbayarakan. Atau juga mungkin kenapa
harus sekanak-kanak ini aku menghadapi masalah ? Bukan menghadapi tapi terkadang
malah menghindar atau bersembunyi. Atu kalau pun aku (terpaksa) menghadapinya,
aku hadapi dengan menangis atau merajuk tidak jelas. Persis seperti kanak-kanak
5 tahun saat tak dibelikan es krim. Atau juga mungkin kenapa aku lebih sering
mengeluh sedang temanku tidak ? Kenapa aku masih belum bertanggung jawab atas
sesuatu ? Kenapa mesti menunggu untuk disuruh dahulu baru bisa bertindak ?
Mungkin ibu benar, selamanya aku akan tetap bebal, akan tetap binal juga nakal.
Dan juga, akhir-akhir ini aku merindukan ibu, aku merindukan ayah, dan aku merindukan
Rani. Tapi juga aku merindukan kamu, sebab beberapa hari ini kita sangat jarang
bertemu. (Bodoh !!)
Akhir-akhir
ini, sebenarnya ada satu hal yang sangat mengganggu ku lebih dari pertengkarang
yang kulakukan dengan diriku sendiri meski untuk hal ini aku juga bertengkar
dengan diriku sendiri. Hal yang sangat menggangu sebab aku kira ini adalah muara
dari pertengkaran-pertengkaran kecil ku dengan diriku sendiri serta ada
beberapa hal yang menyebabkan hal ini tersa begitu mengganggu.
“Aku
ingin pergi. Aku ingin pergi dari kamu dan tak ingin meyusahkanmu tapi aku akan
kembali lagi kepadamu atau mungkin aku ingin kembali pada hatimu yang entah
milik siapa. Entahlah, akhir-akhir ini aku merasa sangat bersalah kepadamu. Setelah aku pikir-pikir lagi,
mengingat semua hal yang pernah aku lakukan, aku terlampau banyak
menyusahkanmu, aku terlampau banyak merepotkanmu, dan aku terlampau banyak
membuatmu merasa serba tak enak, mersa serba salah. Sungguh kali ini aku
benar-benar merasa tidak enak kepada mu. Aku ingin pergi namun tidak
sebenar-benar pergi. Aku bingung harus mengutarakan nya bagaimana tapi yang
jelas aku ingin pergi dan akan kembali lagi sampai apa yang aku cari dapat aku
temukan. Pergi bukan berarti aku menyudahi perasaan ini. Membuang semua memori
purba beberapa waktu silam tanpa memungutnya kembali. Perasaan dan hatiku akan
tetap begitu. Aku ingin pergi sementara, maksud ku aku ingin meninggalkan
sejenak kisah ini. Aku ingin pergi, sungguh aku ingin. Ya meskipun aku yakin
aku akan kesusahan sekali untuk pergi, tapi niatku sudah bulat untuk pergi
sementara. Aku memang pergi tapi tidak sebenar-benar pergi. Aku masih selalu
akan mengganggu mu dengan tulisan ku lalu dengan ketidakjelasan perasaan ku
kepada mu. Namun yang jelas, aku akan meninggalkan sejenak apa yang sering aku
lakukan. Semisal jika kamu ada di suatu tempat aku berusaha untuk tidak kesana
sampai batas waktu yang sudah aku tentukan. Sejenak aku memang ingin pergi.
Pergi dan kembali lagi kepadamu atau mungkin aku ingin kembali pada hatimu yang
entah milik siapa. Aku ingin pergi sebab aku menyayangi kamu. Aku pergi bukan
berarti aku membenci kamu. Tidak, jangan pernah berpikiran seperti ini. Aku
pergi sebenarnya juga untuk kamu. Semuanya ada kaitan nya dengan kamu. Ada hal
yang harus aku lakukan dan ciptakan sebelum aku kembali. Karena alasan itu lah
aku ingin pergi dan ingin secepatnya kembali. Jangan berfikiran macam-macam
ketika aku nanti bertingkah seperti orang bodoh, bertingkah seperti acuh atau
bagaimanapun nanti. Tetaplah menjadi laki-laki baik dan tetaplah menjadi dirimu
sendiri. Kita sudah baik-baik saja bukan ? Jadi jangan tinggalkan aku, jangan
diamkan aku lagi, dan jangan berubah sedikit pun. Ini permintaan dan wujud
keegoisanku saat ini. Aku minta kamu jangan pergi. Mungkin disini jugalah aku
memintamu untuk menunggu seperti yang aku sebutkan bebrapa waktu lalu. Entahlah.
Tapi, ingatlah, dan harus kau ingat aku pergi tapi bukan sebenar-benar pergi.
Aku menyayangimu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Left a comment if you want ^^