Sebuah catatan seorang perempuan tentang perasaan. Sejujurnya, saya pembicara yang buruk. Saya tak akan pernah bisa berbicara jujur dan terang-terangan tentang apa yang saya rasakan pada orang lain terutama orang yang saya cintai. Saya hanya mampu menuliskannya. And I wanna tell to the world : masih ada seorang pemimpi kecil dengan mimpi besar yang akan dan pasti mewujudkan mimpinya meski terkadang tidak disertai kewarasan ^^
Rabu, 28 September 2016
Selasa, 20 September 2016
TUNGAU
Mereka tidak pernah mengatakan bahwa saya serupa tungau. Binatang
kecil bertungkai delapan yang hidup di berbagai tempat tapi sangat dikenal suka
sekali hinggap di punya laki-laki. Saya tidak serupa tungau, saya tidak jalang,
terlebih saya sedang tidak suka pada lelaki. Kemaren saya berganti nama menjadi
Tungau. Bukan tanpa alasan saya berganti nama. Saya kira tungau itu keren.
Sebab tungau masih bisa bertahan hidup selama 400 tahun sejak kemunculannya pertama
kali di bumi. Tungau kebanyakan berukuran sangat kecil sehingga kurang menarik
perhatian hewan pemangsa besar dan mengakibatkan ia mudah menyebar. Tungau itu
kuat meski kecil, tungau itu spartan meski seringkali dianggap parasit, dan
saya bukan parasit. Tungau bagi saya adalah hewan kecil yang dianggap jahat
tapi tidak jahat. Begitu definisi saya terhadap tungau dengan logika perempuan
saya.
Saya katakan saya serupa tungau tapi saya tidak jalang, bukan
parasit, dan saya tidak jahat. Saya serupa tungau, karna saya masih kecil. Saya belum bisa dewasa
meski saya sudah 19 tahun. Saya masih banyak salah, untuk itulah saya harus
belajar terus menerus. Saya masih belum bisa berbicara dan menulis dengan baik,
untuk itulah saya benci terhadap diri saya yang sekarang dan harus segera
memperbaikinya. Beberapa hari yang lalu saya kalah. Puisi saya seakan bisu tapi
Bung Dirga menguatkan saya. Dia bilang bahwa tak ada puisi yang bisu. Puisi
adalah kejujuran mutlak dan saya sudah mencoba jujur disana. Tapi meskipun
begitu, saya serasa ditelanjangi bulat-bulat dan saya sedih sekali hingga saya
menangis semalaman sampai tertidur. Saya belum bisa pergi keluar dengan puisi
saya yang masih lemah. Banyak pencapaian yang belum saya dapatkan. Saya masih
miskin dalam berkarya. Dan saya, masih seperti ini. Meskipun, saya sudah
berjanji dengan seseorang yang entah masih ingat dengan janji itu atau tidak, tapi
sampai sekarang, saya masih belum bisa memenuhi janji saya hingga ada beberapa
hal yang tidak diharapkan malah terjadi. Saya membuat orang itu bingung dan
marah meski bukan kepada saya. Saya merasa, saya masih membuat orang itu kecewa
dengan saya. Maafkan saya, saya masih
begini-begini saja. Saya belum menjadi perempuan yang bisa membuat anda bahagia.
Sebab itulah saya memakai nama tungau untuk sementara agar saya bisa jelas-jelas
mengejar apa yang saya harapkan dan saya bisa memakai nama saya sendiri.
Siapa yang mau memakai nama tungau secara suka rela.
Sebodoh-bodohnya orang pasti ingin dipanggil dengan nama yang bagus. Dan saya
pun tidak ingin memakai nama tungau ini lama-lama. Sebelum rambut saya
bertambah panjang, dan sebelum hari itu datang, saya harus kembali dengan nama
saya yang sebenarnya. Biarkan tungau ini menikamati proses yang ia buat untuk
sementara. Saya tetap seorang Tungau, sebelum saya berhasil membuktikan apa
yang ingin saya buktikan kepada diri saya sendiri. Sebelum saya bisa bersikap
seperti nama saya yang sebenarnya, sebelum saya bisa sesuai dengan nama saya
yang sebenarnya, sebelum saya serupa dengan nama saya yang sebenarnya. Saya
adalah Tungau. Saya tidak jalang, bukan
parasit, dan saya tidak jahat.
Salam,
Tungau yang Berbahagia
Selasa, 13 September 2016
Buat Tuan
Hampir seminggu,
dan setiap hari aku selalu teringat tentang apa yang orang itu lakuakan. Bodoh
!! Sebenarnya, aku tidak ingin menuliskan ini tapi ya sudahlah. Berhubung,
hampir 2 bulan belakangan aku puasa menulis, kita mulai dari tulisan ini.
Kebetulan juga, objek yang biasa dijadikan tulisan yang sempat tenggelam dan
hanyut, malah muncul lagi beberapa hari ini.
For the first,
let me say THANK YOU SO MUCH for that !! Gak nyangka aja bakal dapat tulisan
kaya begituan. Hahahaha, judulnya aja bikin *waaaaaaa :’) tapi its OK. I’m
really fine. Mungkin di tulisan ini aku gak bakal pake bahasa sastra, kaku, sok
puitis gitu, NO. Aku pengen nulis informal aja kayak aku lagi ngomong sama koe.
Well, aku gak tahu alasanmu nulis kaya gitu tapi tulisan itu lucu aja, dan
bikin aku manggut sok paham. Tapi, kalo boleh jujur, pas baca tulisan itu
seakan aku dapat surat cinta dan surat penolakan sekaligus. Hahahaha. Sebelumnya,
maaf ya aku ikutan nulis di blog juga, karena kemaren pas di chat Cuma di read doang
-_- (balas kek :v)
Kalau bicara
pengen cerita-cerita bongak, curhat tentang segala hal, ngetawain apa aja meski
gak lucu, ngehina orang + gunjing, aku malah lebih kangen dan lebih pengen buat
ngelakuin hal itu sama koe. Tapi ya sekarang sadar aja kalau udah gak kaya dulu
karna alasan yang koe tulis kemaren. Dan, Iya juga ya, kita sering minta maaf
untuk sesuatu yang gak kita mengerti. Koe gak ngerti jalan pikiran aku, aku gak
ngerti jalan pikiran koe. Sering minta maaf tapi gak tau buat apa dan gak tahu
juga ntah akan dimaafkan atau tidak. Hahahaaha. Tentang hal yang koe bilang aku
kecewa dan mengakhiri (ceilah, bahasanya :v) silaturhami (tambah ngawur), itu
udah aku maafin. Karena, aku gak bisa juga nyalahin koe sepenuhnya. Koe gak
ngerti aturan itu dan aku pun gak bisa menyalahkan orang yang gak ngerti. Kecewa
pasti ada, tapi let it flow ajalah. Toh, pasti ada sesuatu hal yang koe ambil
dari sana.
Liburran kemaren
ada banyak hal yang aku renungkan sendiri. Mungkin karna itu juga koe bisa
lihat aku yang kaya sekarang. Aku gak pengen ngomong banyak lah ya disini, tapi
yang jelas makasih banyak atas penjelasan singkatnya. Meksipun aku gak terlalu
puas dan masih pengen ngomong langsung (lupakan), hahhahaah. Dan satu hal lagi,
tentang move on ya. Hahahahha.
Banyak hal yang
aku lewatin sama koe. Senang, gondok, kesal, kecewa, marah, sedih, aku kira satu
setengah tahun ini banyak hal yang bikin kita sama-sama belajar hal baru yang
bikin tambah dewasa. Ya koe tahu seberapa sering aku nangis dan aku juga tahu
gimana bingungnya koe dengan sikap aku yang kaya gitu. Koe tahu aku gimana, dan
aku tahu koe gimana meskipun ntah iya kita sama-sama tahu atau sok tahu. Aku
udah gapapa kok :) seriusan. Jadi gak usah khawatir. Baper-baperan, sedih-sedih, nangis-nangis
cukup pas kemaren-kemaren aja lah ndak ? Hidup terlalu indah buat meratapi koe
yang masih idup dan masih bisa aku tengok tiap hari, sekelas pula tu. Pun kalau masih iya, yang pasti gak bakalan ada
satu orang pun tahu, termasuk kawan baik aku yang udah jadi hak milik koe
seutuhnya -_- (cih). Cukup aku ngadu sama Tuhan aja, dan cukup Tuhan aja yang
tahu cerita aku lengkap-lengkap. Bukan nya sok-sok atau nge-bullshit, tapi itu
kan yang koe ajarkan ke aku ? Kalau ada pm aneh-aneh di BM, status alay,
ocehan-ocehan gak jelas di kelas itu Cuma buat senag-senang aja kok. Biar keren
aja, hahahaha. Ntah lah kalau misalnya aku nulis dalam bentuk sajak,
kadang-kadang tu memang ada curhatannya juga disana :v (karna puisi adalah
kejujuran, Bung) Tapi yang jelas gak bakalan aneh-aneh lah.
Aku berharap
kita bisa bisalah ngomong langsung, tapi gak usah terlalu dipikirin. Kalau koe bilang
aku ngejauh biar bisa move on, koe salah. Sedikit pun aku gak pernah pengen menjauh.
Alasan kenapa aku lebih sering menghindar, atau gak ngomong-ngomong lagi, gak
ikautan kumpul-kumpul kalau koe ikut bukan karena aku pengen move on dan
melupakan koe, oon -_- Kan koe sendiri yang bilang suasana nya udah beda.
Cerita ni udah banyak penikmatnya dan aku gak mau cerita ini dinikmati semua
orang :) Meskipun udah banyak juga yang nikmatin. Aku gak mau juga
nambah-nambahin beban pikiran aku dan nambahin beban pikiran koe. Masa bodo lah
ya sama presepsi orang tentang aku ke koe, tentang anggapan orang ke aku,
tentang cerita ini, MASA BODO !! Cuma, aku gak pengen kalau orang-orang malah
makin ngawur, mikir yang aneh- aneh, seenak jidatnya aja ngasih opini padahal gak
tahu apa-apa. Buktinya koe ditanyain yang aneh-aneh kan sama orang tu ? Pas
pembagian kelompok dan kita malah satu kelompok, koe malah dikecengin geng
kecup kan ? Dengar aku. Aku gak mau aja koe atau aku dikecengin lagi oleh
siapaun itu, baik senior, junior bahkan teman kita sendiri. Aku gak mau koe
ditanyain yang aneh-aneh lagi, dianggap jahat atau apapun lah, aku gak mau lagi.
Aku gak mau lagi ada hal-hal yang kaya gitu dan caranya adalah dengan ya begitu
tadi, mending aku jaga jarak aman aja. Meskipun bisa dibilang ini udah telat. Aku
yang mulai , aku pula yang harus mengatasinya :)
Well, kaya nya
udah kepanjangan ya. For the last, kalau koe ingin tahu giamana aku sekarang,
aku baik-baik aja. Udah lebih kuat dan tabah (ceilah). Aku lagi gak bernafsu
tentang cinta-cintaan, aku lagi gak tertarik sama cowo manapun, aku mati rasa,
aku pengen focus ngejar target aku di tahun ini, aku lagi mencoba jadi
seseorang perempuan abad 21. Aku gak memilih untuk move on atau stay, aku cuma membiarkan
nya, tanpa perlu memusingkan soal perasaan. Yang terpenting aku harus kuat aja.
Jadi percuma juga kalu koe berpikiran kalau ngomong langsung bisa ngerusak
proses move on aku (itu gak ngaruh sama sekali). Kalau mau ngomong, ayok
ngomong.. Yang jelas, perasaan aku masih untuk orang yang sama. Semoga saat
kita ketemu suatu hari nanti, kebahagiaan yang berlimpah selalu bersama kita.
Tetap jadi laki-laki baik karna aku percaya koe orang baik. Yang jelas, aku selalu percaya sama koe :)
Langganan:
Postingan (Atom)