Minggu, 21 Februari 2016

AKU INGIN WAKTUMU (MUNGKIN)



Aku tak tahu harus memulai tulisan ini darimana. Butuh waktu sekitar 5 menit untuk menuliskan kalimat pertama dan memulai tulisan ini. Entah sinkron atau tidak yang jelas malam ini aku ingin berbicara mengenai waktu atau kurun atau masa atau periode atau apapun lah itu namanya yang jelas aku ingin membeicarakannya. Pun seandainya aku memiliki uang, dan jika hal tersebut bukanlah hal yang mustahil untuk dilakukan, maka aku sangat ingin membeli waktu, menyimpannya banyak sekali. Sebab aku tak ingin kehilangan setiap detik yang tersisa. Kau tahu kenapa ? Sebab kita seolah-olah tidak punya waktu untuk diri kita sendiri, untuk hidup kita sendiri, untuk hati kita sendiri, bahkan untuk rasa kita berdua. Kau dan aku, terlebih-lebih lagi kau yang tidak punya waktu.
Alasan aku ingin membeli waktu adalah aku hanya ingin sejenak kita dapat ngobrol, membicarakan hal-hal tidak penting, atau sekedar jalan-jalan, atau mungkin paling banter sekedar memandang lalu tersenyum. Sayangnya, waktu tidak mengizinkan. Kamu terlampau sibuk. Bukan berarti, beberapa waktu yang lalu kau tidak melakukan hal-hal tadi. Bukan, sekali-kali bukan. Hanya saja sejak acara beberapa minggu yang lalu aku semakin sadar jika waktu yang kamu miliki akan sangat sedikit sekali. Bukan saja untuk ku, bahkan untuk dirimu sendiri pun demikian. Asal kau tahu saja, beberapa hari yang lalu aku mencoba bertaruh dengan waktu. Menunggu di sudut ruangan hanya untuk sekedar melihatmu hari itu, sebab apa ? Sebab kau tak punya waktu barang sebentar untuk duduk ongkang-ongkang kaki atau berjalan-jalan meikmati acara. Kamu terlampau sibuk. Maka, menyiasati nya, waktu yang aku punya lah yang aku pertaruhkan untuk sekedar mengamati mu. Satu minggu yang sudah terlewat beberapa hari yang lalu itu, aku sangat menginginkan waktu kamu meski sebentar. Tak jelas untuk apa, tapi aku menginginkannya. Aku menginginkan waktumu. Ah, aku kira pernyataan ini terlampau egois. Ya, terlampau.
Semakin kesini, semakin sedikit pula waktu mu yang kau punya. Semester ini, dengan segala kegilaan kesibukan yang akan kita alami ke depannya, kau akan semakin sibuk, waktumu akan semakin sedikit dan kau akan makin gila. Lagi-lagi mengenai waktu. Membayangkannya saja, aku malah semakin menginginkan waktumu. Tak perlu lama, cukup sebentar saja. Tapi tentu tak mungkin aku katakan, sebab itu permintaan egois sedang masih banyak hal yang harus kau pikirkan dan kerjakan. Lalu, kapan bisa ku minta waktumu ? Atau bisakah aku membeli waktu mu ? Kemudian dengan apakah akan ku beli waktu mu ? Apakah waktumu bisa ku beli dengan sajak dan puisi ? Aku rasa jawabannya tidak. Lalu, dengan apakah harus ku beli waktumu ? Tapi, apakah kau memang mau menjualnya atau waktu mu hanya untuk … ? Ah, pertanyaan ku makin tidak waras !! Mungkin aku perlu bernegosiasi dengan Tuhan tentang masalah waktu, agar aku dapat mengecup menit-menit yang benar-benar aku inginkan darimu. Agar mungkin kita punya waktu untuk diri kita sendiri, untuk hati kita sendiri dan mungkin untuk rasa kita berdua. Ku katakan sekali lagi, aku ingin waktumu meski sebentar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Left a comment if you want ^^