Aku tak tahu harus memulai tulisan ini darimana. Butuh waktu sekitar
5 menit untuk menuliskan kalimat pertama dan memulai tulisan ini. Entah sinkron
atau tidak yang jelas malam ini aku ingin berbicara mengenai waktu atau kurun atau masa atau periode
atau apapun lah itu namanya yang jelas aku ingin membeicarakannya. Pun
seandainya aku memiliki uang, dan jika hal tersebut bukanlah hal yang mustahil
untuk dilakukan, maka aku sangat ingin membeli waktu, menyimpannya banyak
sekali. Sebab aku tak ingin kehilangan setiap detik yang tersisa. Kau tahu
kenapa ? Sebab kita seolah-olah tidak punya waktu untuk diri kita sendiri,
untuk hidup kita sendiri, untuk hati kita sendiri, bahkan untuk rasa kita
berdua. Kau dan aku, terlebih-lebih lagi kau yang tidak punya waktu.
Alasan aku ingin membeli waktu adalah aku hanya ingin sejenak kita
dapat ngobrol, membicarakan hal-hal tidak penting, atau sekedar jalan-jalan,
atau mungkin paling banter sekedar memandang lalu tersenyum. Sayangnya, waktu
tidak mengizinkan. Kamu terlampau sibuk. Bukan berarti, beberapa waktu yang
lalu kau tidak melakukan hal-hal tadi. Bukan, sekali-kali bukan. Hanya saja
sejak acara beberapa minggu yang lalu aku semakin sadar jika waktu yang kamu
miliki akan sangat sedikit sekali. Bukan saja untuk ku, bahkan untuk dirimu
sendiri pun demikian. Asal kau tahu saja, beberapa hari yang lalu aku mencoba
bertaruh dengan waktu. Menunggu di sudut ruangan hanya untuk sekedar melihatmu
hari itu, sebab apa ? Sebab kau tak punya waktu barang sebentar untuk duduk
ongkang-ongkang kaki atau berjalan-jalan meikmati acara. Kamu terlampau sibuk.
Maka, menyiasati nya, waktu yang aku punya lah yang aku pertaruhkan untuk
sekedar mengamati mu. Satu minggu yang sudah terlewat beberapa hari yang lalu
itu, aku sangat menginginkan waktu kamu meski sebentar. Tak jelas untuk apa,
tapi aku menginginkannya. Aku menginginkan waktumu. Ah, aku kira pernyataan ini
terlampau egois. Ya, terlampau.
Semakin kesini, semakin sedikit pula waktu mu yang kau punya.
Semester ini, dengan segala kegilaan kesibukan yang akan kita alami ke
depannya, kau akan semakin sibuk, waktumu akan semakin sedikit dan kau akan
makin gila. Lagi-lagi mengenai waktu. Membayangkannya saja, aku malah semakin
menginginkan waktumu. Tak perlu lama, cukup sebentar saja. Tapi tentu tak
mungkin aku katakan, sebab itu permintaan egois sedang masih banyak hal yang
harus kau pikirkan dan kerjakan. Lalu, kapan bisa ku minta waktumu ? Atau
bisakah aku membeli waktu mu ? Kemudian dengan apakah akan ku beli waktu mu ?
Apakah waktumu bisa ku beli dengan sajak dan puisi ? Aku rasa jawabannya tidak.
Lalu, dengan apakah harus ku beli waktumu ? Tapi, apakah kau memang mau
menjualnya atau waktu mu hanya untuk … ? Ah, pertanyaan ku makin tidak waras !!
Mungkin aku perlu bernegosiasi dengan Tuhan tentang masalah waktu, agar aku
dapat mengecup menit-menit yang benar-benar aku inginkan darimu. Agar mungkin
kita punya waktu untuk diri kita sendiri, untuk hati kita sendiri dan mungkin
untuk rasa kita berdua. Ku katakan sekali lagi, aku ingin waktumu meski
sebentar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Left a comment if you want ^^