Sabtu, 09 Juli 2016

APA KABAR YANG MENYAKITKAN SAYA KIRA



          Semenjak beberapa hari bekerja, saya menjadi jarang menulis. Bukan tidak mau tapi sering tidak sempat. Bahkan pernah saya mencoba mencuri waktu saat bekerja untuk menulis puisi. Sebenarnya malam ini saya ingin menuliskan perenungan selama saya bekerja empat hari belakangan. Namun selepas menerima telpon beberapa jam yang lalu dari kawan baik saya, saya kira ada hal lain yang perlu saya tuliskan terlebih dahulu. Ini perihal keterkejutan dan hal yang tidak saya sangka. Ternyata orang itu masih peduli (saya kira), sama seperti saya yang sebenarnya juga masih peduli. Sangat peduli malahan namun saya berusaha keras menepisnya. Sebab saya kira, kurang pantas saja saya harus terus-terusan peduli dengan orang itu. Saya butuh berhenti dan beristirahat sejenak. Ini sungguh diluar dugaan. Sejujurnya tidak pernah sedikit pun saya berpikiran orang itu akan menanyakan kabar saya. Sungguh saya tidak menyangka sama sekali. Baikalah, mungkin akan saya jelaskan sedikit mengapa saya begitu terkejut sekali.
           Tidak dapat saya pungkiri bahwa di dunia ini jarang sekali ada orang-orang yang sangat sepaham dengan kita. Pasti setidaknya akan ada sedikit perbedaan pendapat meskipun tujuan yang ingin dicapai adalah sama. Terlebih lagi, jika kita datang dari dua arah yang berbeda dan saling berjauhan dengan latar belakang yang berbeda pula. Lahir, tumbuh dan dewasa di lingkungan yang berbeda dan bergaul dengan orang-orang yang sangat berbeda pula. Kita tumbuh menjadi manusia dengan konsep pemikiran dasar yang berbeda. Kita baru bertemu 2 tahun lebih sedikit. Tentu waktu yang sebentar tersebut tidak dapat merubah asal kita sebenarnya, apalagi tentang sesuatu kita sudah mendaging dan kita yakini sejak kita masih setinggi bunga pagar. Waktu dua tahun, terhitung dari saat pertama kali kita berkenalan sampai sekarang, terlalu sebentar untuk merubah siapa kita sebenarnya.  Kita memang berbeda sejak awal. Meskipun banyak sekali perbedaan, setidaknya ada beberapa hal yang saya senangi dahulu, walau  jika saya mengingat nya sekarang, saya menjadi kesal sendiri. Terlepas dari hal yang saya sebutkan diawal, kita juga berbeda dalam segala hal. Kita menyenangi hal-hal yang berbeda pula. Seperti saya yang amat mencintai sastra dan puisi sedangkan Anda tidak menyukainya. Seperti anda yang menyukai bola, sedangkan saya untuk mengetahuinya saja tidak apalagi untuk menyukai. Lalu, saya membenci asap rokok, sedangkan anda malah hampir tiapa hari memproduksi asap rokok. Kemudian juga masalah musik. Cenderung saya tidak menikmati lagu-lagu yang anda senangi, begitu pula anda.
          Beberapa contoh kecil yang saya kira cukup menggambarkan bahwa kita memang berbeda. Perbedaan yang mengantar kita pada akhir yang tidak jelas yang kita ciptakan beberapa waktu silam, tepat diakhir Mei. Lagi-lagi Mei. Bulan dimana hampir semua peristiwa tentang kita terjadi bulan ini. Perbedaan yang menciptakan susana yang makin ambigu dan susah sekali untuk dijelaskan. Meskipun sudah kita coba untuk mengakhirinya, tapi saya kira akhir cerita ini belum jelas sama sekali. Sebuah akhir yang dipaksakan tanpa penjelasan. Sebuah akhir yang sama sekali tidak saya harapkan. Sebenarnya yang saya inginkan adalah jika kisah ini memang benar-benar berakhir, berilah saya akhir yang jelas dan bisa saya pahami. Akhir yang tidak lagi membuat saya bertanya-tanya. Akhir yang tidak nisbi. Bukan akhir cerita yang mengambang seperti sekarang. Namun, saya juga tidak punya kuasa atas segala hal yang terjadi. Kisah ini bukan kisah saya sendiri. Kisah ini kisah bersama. Anda, saya, dan pihak-pihak yang terlibat. Meskipun tokoh sentralnya adalah saya dan anda, namun ending cerita bukan kuasa kita sepenuhnya.
             Setelah penetapan akhir yang tidak sesuai harapan, saya mulai dikunjungi kekecewaan dan memori-memori usang tiap kali ada kesempatan. Hampir tiap hari bahkan tiap jam. Kunjungan yang selalu membuat saya merasa kesal, sedih, dan perasaan campur aduk lainya. Kunjungan yang membuat saya tiap kali menerimanya, membuat saya harus menikam perasaan saya berkali-kali agar cepat mati. Kunjungan yang  membuat sayat harus mengoyak harapan yang saya tuliskan dalam beribu-ribu huruf yang terangakai menjadi kalimat pada larik dalam bait sajak dan puisi. Kunjungan yang membuat saya menjadi terdiam seketika saat saya menerimanya. Kunjungan ini sungguh menyakitkan. Kunjungan yang harus saya terima setiap ia ingin datang dengan sendirinya. Anda kira ini mudah ? Tidak sama sekali. Ini jauh lebih sulit dibanding saya harus memahami kitab Tumbuhan Tinggi dan Stuktur Perkembangan Hewan. Saya benci ? Ya. Saya sangat benci malahan. Tapi sungguh, di dalam hati saya saya masih mempedulikan anda, masih mengingat anda, meskipun saya selalu berusaha menepiskan dan membunuhnya perlahan. Saya tidak sanggup dan saya lelah. Terlebih dengan segala perbedaan yang ada, saya patah arang untuk berharap (lagi). Saya tidak bisa memaksakannya lagi. Ini sulit. Benar-benar sulit sekali.
            Dan kenapa anda masih menanyakan kabar saya ? Anda memang benar-benar membuat akhir cerita ini semakin berbelit dan tidak jelas. Tolonglah beri saya alasan dan penjelasan tentang pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan. Kapan pun itu saya tunggu, karna saya butuh jawaban agar saya tidak meradang dengan pesakitan yang berkepanjangan. 

Payakumbuh, 28 Juni 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Left a comment if you want ^^