Semenjak beberapa hari bekerja,
saya menjadi jarang menulis. Bukan tidak mau tapi sering tidak sempat. Bahkan
pernah saya mencoba mencuri waktu saat bekerja untuk menulis puisi. Sebenarnya
malam ini saya ingin menuliskan perenungan selama saya bekerja empat hari
belakangan. Namun selepas menerima telpon beberapa jam yang lalu dari kawan
baik saya, saya kira ada hal lain yang perlu saya tuliskan terlebih dahulu. Ini
perihal keterkejutan dan hal yang tidak saya sangka. Ternyata orang itu masih
peduli (saya kira), sama seperti saya yang sebenarnya juga masih peduli. Sangat
peduli malahan namun saya berusaha keras menepisnya. Sebab saya kira, kurang
pantas saja saya harus terus-terusan peduli dengan orang itu. Saya butuh
berhenti dan beristirahat sejenak. Ini sungguh diluar dugaan. Sejujurnya tidak
pernah sedikit pun saya berpikiran orang itu akan menanyakan kabar saya.
Sungguh saya tidak menyangka sama sekali. Baikalah, mungkin akan saya jelaskan
sedikit mengapa saya begitu terkejut sekali.
Tidak dapat saya pungkiri bahwa
di dunia ini jarang sekali ada orang-orang yang sangat sepaham dengan kita.
Pasti setidaknya akan ada sedikit perbedaan pendapat meskipun tujuan yang ingin
dicapai adalah sama. Terlebih lagi, jika kita datang dari dua arah yang berbeda
dan saling berjauhan dengan latar belakang yang berbeda pula. Lahir, tumbuh dan
dewasa di lingkungan yang berbeda dan bergaul dengan orang-orang yang sangat
berbeda pula. Kita tumbuh menjadi manusia dengan konsep pemikiran dasar yang
berbeda. Kita baru bertemu 2 tahun lebih sedikit. Tentu waktu yang sebentar
tersebut tidak dapat merubah asal kita sebenarnya, apalagi tentang sesuatu kita
sudah mendaging dan kita yakini sejak kita masih setinggi bunga pagar. Waktu
dua tahun, terhitung dari saat pertama kali kita berkenalan sampai sekarang,
terlalu sebentar untuk merubah siapa kita sebenarnya. Kita memang berbeda sejak awal. Meskipun
banyak sekali perbedaan, setidaknya ada beberapa hal yang saya senangi dahulu,
walau jika saya mengingat nya sekarang,
saya menjadi kesal sendiri. Terlepas dari hal yang saya sebutkan diawal, kita
juga berbeda dalam segala hal. Kita menyenangi hal-hal yang berbeda pula.
Seperti saya yang amat mencintai sastra dan puisi sedangkan Anda tidak
menyukainya. Seperti anda yang menyukai bola, sedangkan saya untuk
mengetahuinya saja tidak apalagi untuk menyukai. Lalu, saya membenci asap
rokok, sedangkan anda malah hampir tiapa hari memproduksi asap rokok. Kemudian
juga masalah musik. Cenderung saya tidak menikmati lagu-lagu yang anda senangi,
begitu pula anda.
Beberapa contoh kecil yang saya
kira cukup menggambarkan bahwa kita memang berbeda. Perbedaan yang mengantar
kita pada akhir yang tidak jelas yang kita ciptakan beberapa waktu silam, tepat
diakhir Mei. Lagi-lagi Mei. Bulan dimana hampir semua peristiwa tentang kita
terjadi bulan ini. Perbedaan yang menciptakan susana yang makin ambigu dan
susah sekali untuk dijelaskan. Meskipun sudah kita coba untuk mengakhirinya,
tapi saya kira akhir cerita ini belum jelas sama sekali. Sebuah akhir yang dipaksakan
tanpa penjelasan. Sebuah akhir yang sama sekali tidak saya harapkan. Sebenarnya
yang saya inginkan adalah jika kisah ini memang benar-benar berakhir, berilah
saya akhir yang jelas dan bisa saya pahami. Akhir yang tidak lagi membuat saya
bertanya-tanya. Akhir yang tidak nisbi. Bukan akhir cerita yang mengambang
seperti sekarang. Namun, saya juga tidak punya kuasa atas segala hal yang
terjadi. Kisah ini bukan kisah saya sendiri. Kisah ini kisah bersama. Anda,
saya, dan pihak-pihak yang terlibat. Meskipun tokoh sentralnya adalah saya dan
anda, namun ending cerita bukan kuasa kita sepenuhnya.
Setelah penetapan akhir yang
tidak sesuai harapan, saya mulai dikunjungi kekecewaan dan memori-memori usang
tiap kali ada kesempatan. Hampir tiap hari bahkan tiap jam. Kunjungan yang selalu
membuat saya merasa kesal, sedih, dan perasaan campur aduk lainya. Kunjungan
yang membuat saya tiap kali menerimanya, membuat saya harus menikam perasaan
saya berkali-kali agar cepat mati. Kunjungan yang membuat sayat harus mengoyak harapan yang
saya tuliskan dalam beribu-ribu huruf yang terangakai menjadi kalimat pada
larik dalam bait sajak dan puisi. Kunjungan yang membuat saya menjadi terdiam
seketika saat saya menerimanya. Kunjungan ini sungguh menyakitkan. Kunjungan
yang harus saya terima setiap ia ingin datang dengan sendirinya. Anda kira ini
mudah ? Tidak sama sekali. Ini jauh lebih sulit dibanding saya harus memahami
kitab Tumbuhan Tinggi dan Stuktur Perkembangan Hewan. Saya benci ? Ya. Saya
sangat benci malahan. Tapi sungguh, di dalam hati saya saya masih mempedulikan
anda, masih mengingat anda, meskipun saya selalu berusaha menepiskan dan
membunuhnya perlahan. Saya tidak sanggup dan saya lelah. Terlebih dengan segala
perbedaan yang ada, saya patah arang untuk berharap (lagi). Saya tidak bisa
memaksakannya lagi. Ini sulit. Benar-benar sulit sekali.
Dan kenapa anda masih menanyakan
kabar saya ? Anda memang benar-benar membuat akhir cerita ini semakin berbelit
dan tidak jelas. Tolonglah beri saya alasan dan penjelasan tentang
pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan. Kapan pun itu saya tunggu, karna saya
butuh jawaban agar saya tidak meradang dengan pesakitan yang berkepanjangan.
Payakumbuh, 28 Juni 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Left a comment if you want ^^