KAU
TIDAK SALAH
Sebenarnya
aku tak ingin membuat merasa bersalah. Jujur aku katakan bahwa kau tidak salah
sama sekali. Sama sekali tidak. Ini cuma masalah ku dengan diriku sendiri. Cuma
masalah hati dan masalah perasaan. Ya, kau tahu bagaimana perempuan bukan ?
Sering menciptakan keresahan, kegalauan, keresahan yang sebenarnya tak tak
perlu untuk dipikirkan apalagi menimbulkan perasaan yang tidak nyaman. Kau
sendiri yang mengatakan bahwa perempuan itu aneh, egois, dan aku pun
menambahkan bahwa perempuan itu sulit dimengerti. Terlebih-lebih aku yang kau katakan
belum dewasa, dan memang aku belum dewasa. Masih sibuk memepermasalahkan
hal-hal kecil seperti kanak-kanak
Kau
tahu, bahwa sebenarnya aku lah yang merasa bersalah. Membiarkan perasaan ini
tumbuh, sehingga kau pun merasa bersalah. Ku katakana sekali lagi kau tidak
pernah salah, adalah hal yang lumrah, hal yang wajar jika kau memang menaruh
perhatian. Toh, itu memnunjukan bahwa kau adalah manusia yang baik, manusia
yang berempati. Tapi aku, malah menafsirkan apa yang kau lakukan berarti lebih.
Aku yang sebenarnya bersalah karna membuatmu merasa bersalah. Kau merasa
bersalah sebab aku mengangis, sebetulnya tidak. Memang, tak kupungkiri bahwa
aku memang menangisimu. Bohong sekali jika aku katakan aku tak pernah menangisi
mu. Tapi semata-mata ini hanyalah ungkapan hati perempuan. Ketika ia lelah,
ketika ia merasa marah, ketika ia merasa kecewa, merasa sia-sia, merasa dunia
mau kiamat saja, ia cuma bisa menangis. Toh kau pun bilang, bahwa tak ada
gunanya jika kita mengisahkan nya kepada orang lain. Mereka pun hanya bisa
bilang “sabar ya” tanpa guna. Jadi lebih baik aku menangis bukan ? Bahkan malam
kemarin pun aku masih sempat menangis karna kamu. Tapi percayalah ini bukan
salah mu, tidak sedikit pun. Sekali lagi aku katakana ini hanya bentuk emosi
dari seorang perempuan. Ya meski kau sudah melarang ku untuk menangis, kau
katakana nanti di rumahmu banjir, tapi aku tetap tak bisa menahan diri untuk
tidak menangis. Bukan sudah ku bilang, bahwa aku hanya ingin menangis untuk hal
yang bersangkutan dengan empat orang saja. Aku hanya akan menangis untuk Papa,
Mama, Rani, dan kamu. Bukan apa-apa, tapi aku hanya ingin menangis untuk kalian
saja. Kau mungkin saja paham bahwa aku tetap gadis kecil ayah yang suka sekali
merajuk, kekanak-kanakan dan cengeng. Kau mungkin bertanya kenapa aku harus
menangis karena kamu ? Percaya atau tidak, karna kau adalah satu-satunya lelaki
yang bisa membuatku menangis seperti ini (jangan merasa bersalah lagi). Setiap
kau marah, setiap kau sakit, setiap muka mu masam, setiap kau memiliki masalah,
setiap kau suntuk dan mengamuk, asal kau tahu saja bahwa di dadaku juga ikut
sesak. Aku tidak tahu mengapa, namun yang jelas ada sesak dan sakit sesaat saat
aku memperhatikanmu sedang demikian, terlebih-lebih saat kau sedang sakit dan
marah. Dadaku serasa mau pecah karena sesak. Dan aku merasa bodoh sekali sebab
aku tak bisa melakukan apa-apa saat kau sedang demikian. Aku cuma bisa diam,
memperhatikan, dan mengutuki diri ku sendiri, saat teman-teman yang lain mampu
membuatmu tertawa kembali. Tapi lebih baik demikian ketimbang aku melihat kamu
tidak karuan.
Kau
jangan marah bila aku terkadang berubah menjengkelkan, melihat mu dengan muka
tidak senang sebab kau tidak memberi kabar, atau aku yang bersikap sok-sok
tidak peduli, sok-sok cuek, atau bahkan sampai salah tingkah. Percayalah, ini
hanya bagian dari sikap seorang perrempuan yang rumit dan kau tidak akan paham.
Dan sekali lagi ini juga bukan salahmu. Ini semata-mata hanya karna aku yang
belum dewasa dan terlampau berlebihan menyikapi sesuatu.
Kamu
tidak salah. Jadi jangan pernah merasa bingung lagi ketika kamu masih ingin tetap mau disini bersamaku atau
kamu mau membatasi jarak. Semua itu keputusanmu dan aku akan baik-baik saja
meski pasti aku akan menangis lagi. Tapi sungguh, aku tidak apa-apa. Kamu
berhak melakukan apa saja. Aku tak akan berlarut-larut dalam perasaan jika kamu
masih mau disini, masih mau mendengar kisah ku, masih mau memberi kabar kepadaku, aku tak akan terjebak pada
persaanku sendiri. Meskipun aku punya rasa, tapi aku pasti akan menjaga hati
ini agar tidak berlebih-lebihan. Pun jika kamu mau pergi, mau memberi batasan
jarak, sungguh itu juga keputusan kamu. Ya mungkin saja kamu tak ingin
perempuan ini malah tambah besar rasanya nya dan berakhir kecewa pada
pengharapannya kepadamu. Tidak sama sekali. Jika kau pergi aku juga akan
berusaha baik-baik saja meski pada kenyatan nya aku akan menangis juga. Maaf
sekali maaf, aku cuma bisa menangis dan membuat sajak-sajak yang tentu saja mengganggu
mu. Semua nya itu terserah kepada mu, disini atau pergi aku akan tetap
baik-baik saja (tapi aku butuh waktu dan proses agar aku baik-baik saja). Tapi
kalau boleh meminta, aku akan tetap meminta agar kau tetap disini dan jangan
pergi. Tapi semuanya terserah padamu. Dan kau tidak salah atas apa yang kau
lakukan karna kau memang tidak pernah salah dari awal cerita ini dimulai.
Dan
lagi, aku juga ingin meminta maaf karna aku selalu menganggumu dengan sajak dan
puisi yang selalu aku karang dan aku tuliskan. Sebab tak ada cara lain untuk
mengungkapkan dan menceritakan apa yang aku rasakan. Aku tak mau bercerita lagi
kepada mereka, sedang aku juga tidak mampu untuk memendamnya. Karna hanya sajak
dan puisi yang mengerti bagaimana hati ini sedang merasa. Pun juga aku minta
maaf sebab aku lebih memilih mengtakan ini lewat tulisan bukan secara langsung.
Karena sebenarnya aku tidak mampu mengatakan nya secara langsung, aku keburu
bingung mau berbicara apa. Dan lagi, aku tak bisa membicvarakan sesuatu yang serius
sambil menatap matamu. Ah, itu hal sulit dan aku selalu saja kehabisan
kata-kata, kemudian aku hanya mampu bernafas panjang lalu terdiam. Bodoh bukan
? Dan satu hal lagi. Tulisan ini dibuat bukan karna aku merasa kehilangan kamu,
atau karna kamu tidak menghubungi ku beberapa malam terakhir. Ini hanya
permasalahan waktu saja dan aku mohon percayalah meski kau tak akan percaya. Tetaplah
menjadi laki-laki yang aku kenal.
Laki-laki yang seenaknya sendiri, laki-laki nakal, laki-laki yang suka
marah-marah , laki-laki yang tak bisa hidup tanpa rokok dan siaran serta berita
bola, tapi laki-laki yang ku kenal baik hati dan niatnya, dan laki-laki yang
peduli kepada kawan kawannya. Tetaplah jadi lelaki baik meskipun orang lan
tidak berkata demikian, sebab mereka tidak tahu kamu siapa. Dan aku juga tak
tahu kamu siapa .Aku menyayangimu dan kau pasti sudah tahu akan hal itu. Dan
sungguh, aku (mencoba) baik-baik saja.
Aku gak bsa berkomentar byk saat ini tentang prsaan mu, krn ada hal lain yg mmbuat aku gk bsa mmaksakan diri membahas cerita ini. Tpi prcyalah, aku juga syg kau, meski aku sndiri blm tau pasti sejauh mana. Jdilah drimu sendiri yg berkomitmen, tuhan tau apa yg trbaik buat kita.
BalasHapus