Sabtu, 30 Januari 2016

KAU TIDAK SALAH



KAU TIDAK SALAH 

Sebenarnya aku tak ingin membuat merasa bersalah. Jujur aku katakan bahwa kau tidak salah sama sekali. Sama sekali tidak. Ini cuma masalah ku dengan diriku sendiri. Cuma masalah hati dan masalah perasaan. Ya, kau tahu bagaimana perempuan bukan ? Sering menciptakan keresahan, kegalauan, keresahan yang sebenarnya tak tak perlu untuk dipikirkan apalagi menimbulkan perasaan yang tidak nyaman. Kau sendiri yang mengatakan bahwa perempuan itu aneh, egois, dan aku pun menambahkan bahwa perempuan itu sulit dimengerti. Terlebih-lebih aku yang kau katakan belum dewasa, dan memang aku belum dewasa. Masih sibuk memepermasalahkan hal-hal kecil seperti kanak-kanak
 
Kau tahu, bahwa sebenarnya aku lah yang merasa bersalah. Membiarkan perasaan ini tumbuh, sehingga kau pun merasa bersalah. Ku katakana sekali lagi kau tidak pernah salah, adalah hal yang lumrah, hal yang wajar jika kau memang menaruh perhatian. Toh, itu memnunjukan bahwa kau adalah manusia yang baik, manusia yang berempati. Tapi aku, malah menafsirkan apa yang kau lakukan berarti lebih. Aku yang sebenarnya bersalah karna membuatmu merasa bersalah. Kau merasa bersalah sebab aku mengangis, sebetulnya tidak. Memang, tak kupungkiri bahwa aku memang menangisimu. Bohong sekali jika aku katakan aku tak pernah menangisi mu. Tapi semata-mata ini hanyalah ungkapan hati perempuan. Ketika ia lelah, ketika ia merasa marah, ketika ia merasa kecewa, merasa sia-sia, merasa dunia mau kiamat saja, ia cuma bisa menangis. Toh kau pun bilang, bahwa tak ada gunanya jika kita mengisahkan nya kepada orang lain. Mereka pun hanya bisa bilang “sabar ya” tanpa guna. Jadi lebih baik aku menangis bukan ? Bahkan malam kemarin pun aku masih sempat menangis karna kamu. Tapi percayalah ini bukan salah mu, tidak sedikit pun. Sekali lagi aku katakana ini hanya bentuk emosi dari seorang perempuan. Ya meski kau sudah melarang ku untuk menangis, kau katakana nanti di rumahmu banjir, tapi aku tetap tak bisa menahan diri untuk tidak menangis. Bukan sudah ku bilang, bahwa aku hanya ingin menangis untuk hal yang bersangkutan dengan empat orang saja. Aku hanya akan menangis untuk Papa, Mama, Rani, dan kamu. Bukan apa-apa, tapi aku hanya ingin menangis untuk kalian saja. Kau mungkin saja paham bahwa aku tetap gadis kecil ayah yang suka sekali merajuk, kekanak-kanakan dan cengeng. Kau mungkin bertanya kenapa aku harus menangis karena kamu ? Percaya atau tidak, karna kau adalah satu-satunya lelaki yang bisa membuatku menangis seperti ini (jangan merasa bersalah lagi). Setiap kau marah, setiap kau sakit, setiap muka mu masam, setiap kau memiliki masalah, setiap kau suntuk dan mengamuk, asal kau tahu saja bahwa di dadaku juga ikut sesak. Aku tidak tahu mengapa, namun yang jelas ada sesak dan sakit sesaat saat aku memperhatikanmu sedang demikian, terlebih-lebih saat kau sedang sakit dan marah. Dadaku serasa mau pecah karena sesak. Dan aku merasa bodoh sekali sebab aku tak bisa melakukan apa-apa saat kau sedang demikian. Aku cuma bisa diam, memperhatikan, dan mengutuki diri ku sendiri, saat teman-teman yang lain mampu membuatmu tertawa kembali. Tapi lebih baik demikian ketimbang aku melihat kamu tidak karuan.

Kau jangan marah bila aku terkadang berubah menjengkelkan, melihat mu dengan muka tidak senang sebab kau tidak memberi kabar, atau aku yang bersikap sok-sok tidak peduli, sok-sok cuek, atau bahkan sampai salah tingkah. Percayalah, ini hanya bagian dari sikap seorang perrempuan yang rumit dan kau tidak akan paham. Dan sekali lagi ini juga bukan salahmu. Ini semata-mata hanya karna aku yang belum dewasa dan terlampau berlebihan menyikapi sesuatu.

Kamu tidak salah. Jadi jangan pernah merasa bingung lagi ketika kamu  masih ingin tetap mau disini bersamaku atau kamu mau membatasi jarak. Semua itu keputusanmu dan aku akan baik-baik saja meski pasti aku akan menangis lagi. Tapi sungguh, aku tidak apa-apa. Kamu berhak melakukan apa saja. Aku tak akan berlarut-larut dalam perasaan jika kamu masih mau disini, masih mau mendengar kisah ku, masih mau memberi  kabar kepadaku, aku tak akan terjebak pada persaanku sendiri. Meskipun aku punya rasa, tapi aku pasti akan menjaga hati ini agar tidak berlebih-lebihan. Pun jika kamu mau pergi, mau memberi batasan jarak, sungguh itu juga keputusan kamu. Ya mungkin saja kamu tak ingin perempuan ini malah tambah besar rasanya nya dan berakhir kecewa pada pengharapannya kepadamu. Tidak sama sekali. Jika kau pergi aku juga akan berusaha baik-baik saja meski pada kenyatan nya aku akan menangis juga. Maaf sekali maaf, aku cuma bisa menangis dan membuat sajak-sajak yang tentu saja mengganggu mu. Semua nya itu terserah kepada mu, disini atau pergi aku akan tetap baik-baik saja (tapi aku butuh waktu dan proses agar aku baik-baik saja). Tapi kalau boleh meminta, aku akan tetap meminta agar kau tetap disini dan jangan pergi. Tapi semuanya terserah padamu. Dan kau tidak salah atas apa yang kau lakukan karna kau memang tidak pernah salah dari awal cerita ini dimulai.

Dan lagi, aku juga ingin meminta maaf karna aku selalu menganggumu dengan sajak dan puisi yang selalu aku karang dan aku tuliskan. Sebab tak ada cara lain untuk mengungkapkan dan menceritakan apa yang aku rasakan. Aku tak mau bercerita lagi kepada mereka, sedang aku juga tidak mampu untuk memendamnya. Karna hanya sajak dan puisi yang mengerti bagaimana hati ini sedang merasa. Pun juga aku minta maaf sebab aku lebih memilih mengtakan ini lewat tulisan bukan secara langsung. Karena sebenarnya aku tidak mampu mengatakan nya secara langsung, aku keburu bingung mau berbicara apa. Dan lagi, aku tak bisa membicvarakan sesuatu yang serius sambil menatap matamu. Ah, itu hal sulit dan aku selalu saja kehabisan kata-kata, kemudian aku hanya mampu bernafas panjang lalu terdiam. Bodoh bukan ? Dan satu hal lagi. Tulisan ini dibuat bukan karna aku merasa kehilangan kamu, atau karna kamu tidak menghubungi ku beberapa malam terakhir. Ini hanya permasalahan waktu saja dan aku mohon percayalah meski kau tak akan percaya. Tetaplah menjadi laki-laki yang aku kenal.  Laki-laki yang seenaknya sendiri, laki-laki nakal, laki-laki yang suka marah-marah , laki-laki yang tak bisa hidup tanpa rokok dan siaran serta berita bola, tapi laki-laki yang ku kenal baik hati dan niatnya, dan laki-laki yang peduli kepada kawan kawannya. Tetaplah jadi lelaki baik meskipun orang lan tidak berkata demikian, sebab mereka tidak tahu kamu siapa. Dan aku juga tak tahu kamu siapa .Aku menyayangimu dan kau pasti sudah tahu akan hal itu. Dan sungguh, aku  (mencoba) baik-baik saja.

1 komentar:

  1. Aku gak bsa berkomentar byk saat ini tentang prsaan mu, krn ada hal lain yg mmbuat aku gk bsa mmaksakan diri membahas cerita ini. Tpi prcyalah, aku juga syg kau, meski aku sndiri blm tau pasti sejauh mana. Jdilah drimu sendiri yg berkomitmen, tuhan tau apa yg trbaik buat kita.

    BalasHapus

Left a comment if you want ^^